Di wilayah Indonesia bagian timur, beragam tradisi adat masih dilakukan secara turun temurun hingga saat ini. Dikenal sebagai bumi cendrawasih, Papua masih menyimpan beragam tradisi adat, salah satunya tradisi memasak dengan metode Barapen atau metode memasak bakar batu. Metode atau cara ini masih dilakukan dan dilestarikan oleh kebanyakan orang Papua yang tinggal di daerah pegunungan, di beberapa wilayah Wamena. Melansir dari goodnewsfromindonesia.com, tradisi memasak bakar batu umumnya dilakukan oleh masyarakat Suku Dani yang mendiami wilayah dataran tinggi Wamena, seperti Lembah Baliem, Paniai, Nabire, Pegunungan Tengah, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Dekai, dan Yahukimo. Barapen sendiri biasanya dilakukan bersama warga satu kampung menggunakan media batu yang dibakar hingga api membara. Oleh karena itu, tradisi metode memasak yang unik ini disebut juga dengan istilah bakar batu.
Tradisi Barapen sudah berlangsung sejak lama, bahkan diyakini hingga ratusan tahun lalu. Berdasarkan laman indonesia.travel, asal mula terciptanya Barapen dikisahkan dari cerita sepasang suami istri yang merasa bingung ketika hendak ingin mengolah bahan makanan yang mereka miliki karena pada saat itu tidak ada peralatan untuk memasak. Kemudian, dari hal tersebutlah terbesit ide untuk menggunakan batu sebagai media mengolah makanan. Mengolah bahan makanan dengan bara batu justru menghasilkan cita rasa makanan yang lebih orisinal dan lezat di lidah. Hingga akhirnya metode tersebut tetap berlangsung sampai saat ini. Adapun makanan yang dimasak dalam tradisi Barapen sangat bervariasi, mulai dari umbi-umbian, sayur-sayuran, jagung, hingga daging hewan. Memasak menggunakan metode ini membutuhkan waktu yang cukup panjang, oleh karena itu dibutuhkan kesabaran yang ekstra. Lalu, bagaimana tata cara memasak dengan metode Barapen ini?
Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan batu lalu dibakar dengan kayu sampai batu berwarna merah membara. Sambil menunggu batu dibakar, mereka biasanya menyiapkan lubang yang cukup dalam untuk wadah dalam proses pembakaran. Setelah terbakar, batu dimasukkan ke dalam lubang yang telah digali dengan beralaskan daun pisang dan alang-alang. Kemudian dialaskan lagi dengan dedaunan, lalu dimasukkan daging. Para warga setempat biasanya menggunakan daging babi, namun dapat diganti juga dengan daging sapi atau ayam. Sesudahnya, letakkan dedaunan sebagai penutup daging tersebut, dan diletakkan lagi bebatuan panas tersebut di atasnya. Lapisan berikutnya tetap dengan daun sebagai alas yang kemudian sebagai tempat diletakkannya umbi-umbian, jagung, maupun sayur-sayuran. Lalu ditutup lagi dengan dedaunan yang ditindih dengan bebatuan panas yang dibakar sebelumnya.
Untuk menutup bebatuan dan bahan masakan yang sudah dimasukkan, diletakkan lagi dedaunan baik daun pisang, alang- alang maupun daun lainnya yang cukup lebar untuk menutupi dan kemudian ditindih lagi dengan kayu agar panas dari bebatuan tetap terjaga. Proses ini memakan waktu 3 sampai 4 jam, setelah itu barulah semua dibuka sesuai dengan urutan lapisan dan siap dihidangkan di wadah baru yang bersih untuk dinikmati bersama.
Meskipun terlihat seperti acara memasak dan makan bersama pada umumnya, di balik tradisi Barapen ini terdapat makna yang mendalam. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pemberi kehidupan dan simbol solidaritas yang kuat karena semuanya dilakukan dengan cara bersama-sama. Tradisi ini biasanya dilakukan pada acara-acara tertentu, seperti menyambut kelahiran anak, peringatan kematian, mengumpulkan prajurit untuk berperang, dan media mendamaikan antar kelompok yang saling berselisih. Hingga saat ini masyarakat Papua masih terus melakukan Barapen dalam berbagai acara adat atau acara besar lainnya, bahkan untuk menyambut tamu-tamu penting, acara HUT RI, dan menyambut bulan Ramadan. Tradisi metode memasak Barapen ini juga merupakan simbol toleransi.
Dari tradisi metode memasak Barapen, kita harus menyadari bahwa memasak bukanlah hal biasa yang dilakukan semata untuk mengolah bahan makanan saja, tetapi ada makna tersendiri di baliknya.
Bagi Anda yang ingin meningkatkan keterampilan memasak dan menjalankan usaha kuliner, bisa bergabung dan berkarya bersama Bank Mantap! Karena Bank Mantap memiliki program Mantap Cooking Class, di mana selain mendapatkan pelatihan memasak dan pengetahuan berwirausaha, Anda juga dapat bergabung bersama komunitas Mantap Cooking Club. Untuk informasi lebih lengkapnya, kunjungi secara langsung kantor cabang terdekat Bank Mandiri Taspen di daerah Anda!