x

Lansia di Inggris Belajar Teknologi dari Cucu

Share

Bukan hanya generasi millennial yang berhak menikmati kecanggihan teknologi di zaman sekarang, namun para lansia juga bisa memanfaatkannya lho.

Pada era kekinian, kakek-nenek tidak selalu dalam posisi sebagai pemberi wejangan kepada para cucu. Justru, mereka banyak belajar dari para cucu, termasuk mengenai cara mengoperasikan gawai dan seluk-beluk teknologi modern.

Baca juga: Saran Kombinasi Password dan Apa Yang Dilakukan Jika Lupa Password

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyebutkan penggunaan teknologi dan akses pada aspek digitalisasi pada penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia masih terbilang rendah.

Melihat landscape yang terkait dengan lansia, data dari BPS mengenai digitalisasi ramah lansia tahun 2020 menunjukan bahwa persentase kaum muda lebih banyak dari usia 50 tahun ke atas.

Jumlah orang yang dapat mengakses internet di Indonesia saat ini telah mencapai 202,7 juta orang atau sebesar 73 persen. Namun, penggunaan internet pada lansia masih rendah dan didominasi oleh kaum muda.

Jumlah lansia mulai dari usia 50 tahun ke atas yang dapat mengakses dan menggunakan internet hanya 8,83 persen.

Data milik World Bank menunjukkan, penduduk yang lebih muda dapat berpendidikan secara lebih aktif secara digital daripada penduduk yang lebih tua dengan pendidikan yang lebih rendah.

Untuk masuk ke dunia digital, justru lansia harus dibantu dengan adanya teknologi, agar lebih bisa berpartisipasi aktif di dalam kehidupan di era teknologi ini.

Lansia memiliki potensi untuk ikut bertransformasi dalam dunia digital yang cepat berkembang dalam revolusi industri keempat.

Potensi yang dimiliki oleh para lansia tersebut dapat ditingkatkan secara optimal sehingga dapat ikut menggunakan teknologi dengan lebih baik lagi.

Di London, Program Disney On Ice menggagas survei yang bertema “Peran Penting Kakek-Nenek” di Inggris. Studi tersebut menemukan, sebanyak 76 persen lansia mempelajari teknologi dari para cucu dan senang mendapat saran dari mereka.

Hal utama yang mereka pelajari tentu saja mengenai cara menggunakan ponsel pintar. Kakek-nenek juga belajar mengakses media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube, serta layanan TV on-demand.

Tidak sampai di situ saja, mereka pun minta diajari cucu supaya bisa memahami sejumlah tagar di media sosial. Kakek-nenek juga belajar menggunakan emoji dalam percakapan virtual atau sekadar tahu bahasa slang yang beredar.

Sekitar 79 persen responden mengatakan, belajar teknologi dari cucu membuat mereka merasa lebih muda. Menurut 67 persen peserta survei, menghabiskan waktu bersama cucu jauh lebih menyenangkan dibandingkan saat mereka menghabiskan waktu bersama kakek-nenek dahulu.

Namun, tetap ada tradisi di mana kakek-nenek mentransfer pengetahuan kepada cucu. Sebagai ganti belajar teknologi, kakek-nenek memberi tahu cara berkebun, menghargai orang yang lebih tua, bersikap baik, dan pentingnya mencoba hal-hal baru kepada para cucu.

“Hubungan antara kakek-nenek dengan cucu mereka sangat istimewa. Kebanyakan orang tua mengandalkan mereka untuk mengasuh anak sehingga anak menghabiskan banyak waktu dengan kakek-nenek,” kata juru bicara studi, Claire Ballard, dikutip dari laman Independent.

Bagaimana, PakBu Mantap, sudah siap belajar teknologi bersama cucu?