Okinawa, sebuah nama daerah di negeri Sakura, memiliki keindahan alam yang berbeda dengan wilayah bagian tengah dan utara Jepang. Para pendatang bisa menikmati pemandangan pantai pasir putih hingga keindahan bunga-bunga tropis yang bermekaran sepanjang tahun.
Namun, tak hanya keindahan alam saja, Okinawa juga dikenal sebagai “Negeri Orang Berumur Panjang” atau “Land of Immortals”. Sebagaimana diketahui dari Washington Post, rata-rata umur atau harapan hidup orang Okinawa adalah salah satu yang tertinggi di dunia, yakni 81,2 tahun. Bahkan sebanyak 400 warga di sana berumur hingga 100 tahun lebih. Mereka bukan hanya memiliki tingkat harapan hidup terpanjang paling tinggi di dunia saja, tetapi juga dapat menikmati hari tua dengan kondisi tubuh yang sehat.
Baca juga: The Posh Club, Tempat Unik Untuk Lansia Berpesta
Penduduk lokal Okinawa juga mengungkapkan “menolak” untuk mati. Hal ini terbukti dari rendahnya penduduk yang menderita penyakit jantung, kanker, dan demensia. Banyak para ilmuwan menghabiskan puluhan tahun untuk mengungkap rahasia umur panjang penduduk Okinawa, baik dengan meneliti gen maupun gaya hidup mereka. Salah satu faktor yang menarik perhatian para peneliti baru-baru ini, adalah tingginya rasio karbohidrat dan protein dalam pola makan warga Okinawa, khususnya pada banyaknya ubi sebagai sumber kalori mereka.
Meskipun saat ini masih terlalu dini untuk mengubah pola makan kita seperti penduduk Okinawa, hipotesis ini mungkin patut kita cermati bersama. Melansir dari kompas.com, menurut temuan-temuan dalam penelitian yang dilakukan oleh banyak peneliti yang berasal dari Okinawa Centenarian Study (OCS), yang telah menyelidiki kesehatan para manula di sana sejak 1975, bahwa diet yang rendah protein dan tinggi karbohidrat memicu bermacam reaksi fisiologis yang melindungi kita dari penyakit-penyakit yang berhubungan dengan penuaan, termasuk kanker, penyakit kardiovaskular, dan Alzheimer.
Tidak seperti kebanyakan masyarakat di Indonesia, makanan pokok di Okinawa bukanlah nasi, melainkan ubi. Ubi pertama kali dikenalkan kepada penduduk Okinawa melalui perdagangan dengan Belanda pada awal Abad ke-17. Penduduk Okinawa juga memakan banyak sekali sayuran berwarna kuning dan hijau, seperti pare dan berbagai produk olahan kedelai. Meski mereka juga makan daging babi, ikan, dan daging lain, lauk-pauk dengan protein hewani biasanya hanya menjadi komponen kecil dari keseluruhan konsumsi mereka saja. Kebanyakan makanan mereka tetap berasal dari tumbuhan.
Selain pola makan, salah satu kunci mengapa warga Okinawa panjang umur adalah Ikigai. Ikigai terdiri dari dua kata: “Iki” yang berarti kehidupan dan “Gai” yang menggambarkan nilai. Kata Ikigai berasal dari zaman Heian (tahun 794 sampai 1185). “Gai” berasal dari kata “kai” (cangkang dalam bahasa Jepang) dianggap bernilai tinggi.
Dari sanalah Ikigai menjadi kata yang berarti nilai dalam hidup. Sehingga, Ikigai dapat diartikan sebagai alasan kita hidup, dan menjalani hidup agar bermakna. Mungkin, Ikigai bisa menjadi salah satu jawaban agar hidup kita menjadi bermakna dengan memahami konsepnya.
Konsep Ikigai sendiri telah dijalani oleh sebagian besar masyarakat Jepang, khususnya warga Okinawa. Mereka percaya, bahwa dengan menumbuhkan Ikigai dalam hidup, semakin menemukan makna dalam kehidupan dan hal ini membuat sebagian besar orang Jepang memiliki angka harapan hidup yang tinggi. Hal ini terbukti bahwa Jepang adalah negara kedua dengan tingkat harapan hidup yang tinggi setelah Monako.
Contoh sederhana dari konsep ini, misalnya, alasan seseorang untuk bangun di pagi hari tidak selalu merupakan sesuatu hal yang besar. Terkadang dari hal-hal kecil dan sederhana, kita menemukan makna dari kebahagiaan, seperti menikmati matahari terbit, minum kopi pahit yang hangat, memasak makanan untuk disantap, hingga hal-hal sederhana lainnya yang tanpa kita sadari dapat membuat hati ini bersemangat dan bahagia saat melakukannya.
Seseorang yang menerapkan Ikigai, akan tahu alasannya mengapa mereka harus bangun pagi, harus memperjuangkan sesuatu, dan mereka memiliki harapan. Bagi mereka, jika hidup tanpa mengetahui Ikigai, maka semua akan terasa sepi tak bermakna.
Ketika seseorang sudah menemukan sisi ikigai-nya, sesulit apapun rintangan yang sedang dihadapi, seberat apapun masalah yang menerpa, ia akan terus bergerak maju dan menghadapinya dengan semangat sepenuh hati.
Nah, apakah Anda sudah merasa menemukan Ikigai dalam hidup Anda? Atau, bahkan selama ini mungkin Anda menjalani hidup dengan konsep Ikigai?