Apakah Anda termasuk calon pensiunan atau pensiunan yang masih gemar bermain game?
Bermain game, memang tak terbatas oleh usia saja. Bahkan, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa memilih bermain game sebagai sarana hiburan mereka di situasi pandemi ini. Lalu, apakah Anda pernah mendengar istilah e-sport?
E-sport sendiri merupakan electronic sport atau olahraga elektronik, di mana aspek dari olahraga ini difasilitasi oleh sistem elektronik. Bahkan secara garis besar, e-sport adalah sebuah cabang olahraga yang tidak bertanding secara fisik, namun lebih mementingkan strategi dan dipertandingkan secara online melalui komputer sehingga masing-masing tim dapat bertanding tanpa bertatap muka.
Genre game kompetitif e-sports yang disenangi oleh kebanyakan anak muda, kini juga mulai dilirik oleh orang dewasa hingga lansia. Melansir dari cnnindonesia.com, bahwa menurut penelitian, game e-sports memiliki segudang manfaat dan teknik untuk melatih ketangkasan, refleks, kemampuan analisa, hingga strategi yang mengasah otak, dan bukan menjadikannya hiburan semata saja.
Bahkan menurut studi yang dilakukan oleh AARP, yang dilansir dari esport.id, di Amerika sendiri terdapat 51 juta gamer berusia di atas 50 tahun yang masih aktif bermain game dengan rata-rata waktu 5 jam per minggu. Dalam skena e-sport, ada juga Silver Snipers dan Grey Gunners, 2 tim dari Amerika Serikat yang khusus memainkan game Counter Strike. Para lansia ini beranggotakan pemain berusia 65 tahun ke atas.
Nah, belum lama ini, pada tanggal 2 Juli 2020, sebuah pusat pelatihan e-sport bernama ISR Esport resmi dibuka di Kobe, Jepang. Satu hal keunikan di sini adalah, bahwa ISR Esport menargetkan orang-orang lanjut usia sebagai pelanggannya. Mereka mendedikasikan dan hanya menerima anggota berusia 60 tahun ke atas.
ISR Esport ini terbuka bagi siapa saja yang belum pernah bermain game. Bahkan, di pusat pelatihan ini, juga terdapat staf yang siap membantu para lansia yang masih awam dengan bermain game. Para lansia yang baru, nantinya akan diajarkan dasar-dasar bermain game, agar nantinya dapat mengerti mekanisme dari game.
Misalnya saja dijelaskan tentang setiap PC atau komputer yang digunakan untuk bermain game menggunakan monitor melengkung, keyboard dengan sandaran tangan, hingga headset yang menyatu dengan kursi game. Setelah itu, mereka baru akan diajak untuk bermain game-game esports yang terkenal kompetitif. Mulai dari game browser hingga game online berbasis strategi yang sering dipertandingkan dalam turnamen e-sport profesional. Di ISR ESport sendiri, juga disediakan tempat istirahat, hal ini tentunya untuk menjaga fisik pada lansia.
Tujuan dibuatnya pusat pelatihan game ini adalah untuk dijadikan tempat berkumpul bagi para lansia yang merasa kesepian atau terisolasi. Karena, di Jepang sendiri, arcade game memang menjadi salah satu tempat bagi orang-orang lanjut usia untuk berkumpul. Dan hal ini membantu game center untuk tidak bangkrut. Menurut laporan Kotaku yang dilansir dari hybrid.com, ada beberapa alasan mengapa orang-orang lanjut usia senang untuk pergi ke arcade game.
Salah satunya adalah karena mereka merasakan berkumpul dan mengobrol dengan sesama lansia di sana. Selain itu, mereka juga bisa melatih koordinasi tangan dan mata dengan bermain game di arcade. Mengingat tingkat kelahiran di Jepang rendah, sulit bagi pemilik game center untuk menargetkan anak-anak dan remaja. Jadi, ketertarikan lansia untuk bermain game di arcade disambut dengan baik.
Nah, menurut Anda, apakah pusat pelatihan game untuk lansia seperti ini diperlukan di Indonesia untuk membuat lansia tetap aktif dan produktif?