Di tengah masa pandemi, bersepeda menjadi salah satu pilihan olahraga yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia, tidak hanya anak-anak, remaja, dan dewasa saja, tetapi juga para lansia. Setelah masa pembatasan sosial dilonggarkan oleh pemerintah dan bergeser ke era adaptasi kebiasaan baru, hampir setiap hari kita temui banyak orang bersepeda menyusuri aspal di jalan raya. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang memilih sepeda sebagai alat transportasi menuju tempat kerja atau digunakan untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Hal ini dipicu oleh rasa khawatir terhadap penyebaran virus di dalam transportasi umum.
Melansir dari laman cnnindonesia.com, catatan dari The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) mengatakan bahwa, terjadi peningkatan jumlah pesepeda mencapai 1.000 persen pada titik tertentu di DKI Jakarta selama masa PSBB transisi ke era adaptasi kebiasaan baru ini. Salah satu dari hasil survei yang dilakukan oleh ITDP, terjadi peningkatan pesepeda pada jam sibuk pagi di titik Bundaran Senayan menuju Bundaran HI, dari rata-rata 21 pesepeda di bulan Oktober 2019, menjadi 235 pesepeda di era adaptasi kebiasaan baru ini.
Bersepeda, baik yang untuk berolahraga di akhir pekan, maupun yang untuk beraktivitas sehari-hari, tidak bisa dengan cara sembarangan, terlebih untuk lansia. Hal itu tentu harus diperhatikan mengingat kondisi lansia tidak lagi sekuat dulu.
Lalu, bagaimana kiat bersepeda bagi lansia atau bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun? Mari simak tipsnya berikut ini!
Pastikan sudah memenuhi semua persiapan yang dibutuhkan
Sebelum bersepeda, pastikan tubuh dalam kondisi baik. Jika perlu, periksakan diri ke dokter bila terdapat kondisi kesehatan yang menjadi pertimbangan. Kemudian lengkapi peralatan yang dibutuhkan untuk bersepeda, seperti:
Jika sudah merasa terlalu lelah hentikan bersepeda, beristirahatlah dan jangan memaksakan diri.
Jangan sampai kekurangan cairan
Selama bersepeda, pastikan untuk penuhi cairan secara berkala untuk menggantikan keringat. Melansir penjelasan portalsepeda.com, keringat yang terus-menerus keluar membuat tubuh dehidrasi, akibatnya kekentalan darah akan cenderung meningkat dan menambah beban kerja jantung sehingga berkurangnya kadar oksigen yang mengalir dalam darah. Hal inilah penyebab banyaknya insiden pesepeda atau pelari collapse atau pingsan. Kemudian bila jarak bersepeda yang ditempuh cukup jauh, pastikan sedia minuman yang mencukupi asupan nutrisi cukup sepanjang perjalanan.
Jaga pola tidur
Sebelum bersepeda, pastikan untuk istirahat atau tidur yang cukup, setidaknya 6-7 jam. Hal ini sangat penting karena jika bersepeda di saat tubuh lelah karena kurang istirahat atau tidur maka akan terjadi hal yang fatal. Selain berolahraga tubuh kita juga butuh istirahat cukup dan berkualitas.
Konsumsi makanan sehat dan bergizi
Makanan yang dikonsumsi sangat berpengaruh kepada kondisi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, alangkah baiknya pilih makanan yang sehat jika memang sudah berusia lanjut. Selain itu, wajib isi perut sebelum bersepeda agar tubuh menghasilkan energi ketika bersepeda.
Jangan melebihi batas kemampuan
Sebenarnya hal ini tidak hanya untuk pesepeda yang sudah berumur atau lansia saja, tetapi bagi semua pesepeda jika melebihi batas kemampuan fisik, sebaiknya jangan dipaksakan. Karena nantinya akan berbahaya, bahkan bisa mengakibatkan serangan jantung. Bila perlu, ajak anggota keluarga atau teman untuk meningkatkan kewaspadaan, karena bersepeda bersama akan terasa menyenangkan.
Jika bersepeda selama masa adaptasi kebiasaan baru ini, pastikan pilih rute yang cukup aman ditempuh. Gunakan masker yang tidak terlalu ketat dan alat pelindung diri lainnya. Usahakan bersepeda dengan intensitas yang sedang dengan tujuan meningkatkan imunitas dan kebugaran tubuh. Karena semakin berat intensitas olahraga maka potensi cedera, gangguan penyakit, dan infeksi justru akan meningkat.